Senin, 27 April 2009

Detikcom - Selasa, April 28

Virus strain baru flu babi (swine flu) memang bisa mematikan. Apalagi virus strain baru bisa menyebar dengan cepat. Sebabnya, tak seorang pun punya kekebalan alami terhadap virus baru ini. Dan butuh waktu beberapa bulan untuk mengembangkan vaksinasi virus ini.

Namun setidaknya ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit flu babi yang ditularkan dari orang ke orang ini. Badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memberikan beberapa tips.

Tutupi hidung dan mulut Anda dengan tisu jika Anda batuk atau bersin. Kemudian buang tisu itu ke kotak sampah.

Sering-seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih dan sabun, terutama setelah Anda batuk atau bersin. Pembersih tangan berbasis alkohol juga efektif digunakan.

Jangan menyentuh mulut, hidung atau mulut Anda dengan tangan.

Hindari kontak atau berdekatan dengan orang yang sakit flu. Sebab influenza umumnya menyebar lewat orang ke orang melalui batuk atau bersin penderita.

Jika Anda sakit flu, CDC menyarankan Anda untuk tidak masuk kerja atau sekolah dan beristirahat di rumah.

Di Meksiko, negara yang paling parah dilanda wabah flu babi ini, pemerintah negeri itu mengeluarkan imbauan bagi warganya untuk tidak berciuman, meski hanya cium pipi. Demikian seperti dilansir CNN, Senin (27/4/2009).

Pemerintah Meksiko juga mengimbau untuk tidak berada di antara kerumunan orang banyak serta tidak berdekatan dengan orang lain yang sakit. Penggunaan masker juga digalakkan di negeri itu.

Sejauh ini setidaknya 81 orang telah meninggal akibat wabah flu babi di Meksiko. Lebih dari seribu orang lainnya terkena penyakit ini.

See also:

http://www.dhammacakka.org/

http://www.samaggi-phala.or.id/

Jumat, 17 April 2009

Manusia

Manusia Memiliki Lebih Banyak Keinginan

Manusia lebih egois kala menyangkut hasrat nafsunya dibandingkan dengan mahluk lainnya. Mereka menikmati hidup keduniawian, mereka memasrahkan diri pada kenikmatan nafsu tanpa memikirkan kesejah-teraan lainnya. Orang dengan hawa nafsu ingin hidup lebih lama untuk menikmati kesenangan. Mereka memiliki hasrat tinggi terhadap kepemilikan dan menumpuk harta kekayaan, mereka takut meninggal karena tidak ingin berpisah dengan harta miliknya.
Makhluk hidup lainnya tidak memiliki pikiran egois yang berpusat pada penumpukan materi dan bergantung padanya. Mereka menggunakan kelima indera hanya untuk keselamatan hidup dan menjalani hidup alamiah tanpa dengan sengaja mencurangi lainnya. Bahkan dikatakan hanya manusia yang menumpuk lebih banyak dari yang mampu ia habiskan. Hewan lain hanya mengambil sebanyak yang mereka butuhkan. Apa yang mereka tidak butuhkan mereka tinggalkan untuk yang lain.
‘Kekayaan bak air laut; semakin banyak diminum. Semakin haus dibuatnya; hal ini juga berlaku untuk ketenaran.’
(Arthur Schopenhauer)


Khayalan Kita Juga Menimbulkan Masalah

Sebenarnya kita menderita karena masalah kita, karena mereka buah ilusi dan khayalan kita. Dengan mengikuti saran Sang Buddha kita dapat memberantas kelemahan kita. Kita tidak menggunakan kepandaian kita kala berhubungan dengan kepercayaan akan takhyul. Kita harus berusaha menyingkirkannya dengan menguatkan pikiran kita dan mengembangkan rasa percaya diri. Maka kita dapat menanggulangi banyak masalah kita dan dalam banyak kasus masalah, khayalan kita akan menghilang dengan sendirinya.
Beberapa agama mencoba melarikan diri dari kenyataan dengan mengatakan bahwa dewa-dewa yang menyebabkan semua hal baik yang diterimanya dan kala mereka ditimpa musibah, setanlah yang disalahkan. Bagi pemeluk agama Buddha kepercayaan semacam ini tidak memiliki arti.
Kebanyakkan manusia tidak mencoba memahami mengapa kita tidak bahagia dan kenapa kita tidak puas dengan hidup kita, dan siapa yang bertanggung jawab atas keadaan ini. Selain semua masalah utama yang kita perbuat, kita juga menciptakan masalah dalam tingkatan sosial seperti perbedaan ras, tradisi, agama, dan masalah ekonomi yang membedakan manusia.
Kondisi yang ditimbulkan dari kemerosotan manusia adalah erosi rembesan dari standar moral dan keburukan manusia dengan pikiran yang tercemar. Manusia selalu membuat kesalahan: mereka mengingin-kan tujuan yang salah, menggunakan cara yang salah, dan memuja nilai yang salah. Ini hanya akan membuat mereka mengalami lebih banyak ketidakbahagiaan dan ketidakamanan yang tak dielakkan lagi memuncak pada perasaan bersalah, kekhawatiran, penyalahan diri sendiri dan kekecewaan. Mereka mencari pertolongan bagi masalah tersebut tentu saja. Tetapi mereka mencarinya di luar, tidak menyadari bahwa akar dan solusi semua permasalahan terletak dalam diri sendiri.


Kita Harus Mengetahui Tingkat Masalah Kita

Satu cara untuk mendapatkan ketenangan bagi penderitaan mental dan ketidakbahagiaan yang sering terjadi adalah dengan membandingkan penderitaan dan kesulitan kita dengan yang dialami oleh orang lain. Ketika kita merasa tidak bahagia kita merasa seisi dunia meninggalkan kita. Kita merasa sekeliling kita akan runtuh dan hanya kita yang akan mengalaminya. Kita merasa semua sudah berakhir. Namun jika kita mencoba berpikir rasional dan menilai situasi kita tanpa teralihkan dengan lainnya kita akan mulai menghitung berkah kita. Kita akan menyadari kalau kita jauh lebih baik dibandingkan dengan banyak orang. Merupakan latihan yang baik untuk mencatat semua kejadian baik dan kejadian buruk yang menimpa kita dalam buku kecil. Ketika kita membandingkan dua daftar tersebut kita akan mendapati bahwa hidup tidak selalu tidak adil.
Dengan kata lain, kita cenderung untuk membesar-besarkan masalah dan kesulitan kita. Walau banyak orang yang berada dalam kondisi lebih buruk dari kita, mereka sepertinya tidak menyesalinya. Masalah akan selalu ada dan satu-satunya yang dapat kita lakukan adalah menyelesaikannya daripada merasa khawatir dan menambah derita dan sakit mental.
Sebaliknya, kita harus menetapkan untuk menyele-saikan masalah atau pun hal lainnya yang mungkin kita hadapi. Kita harus menyadari bahwa kita telah melalui situasi yang lebih buruk sebelumnya dan kita menyiap-kan diri untuk menghadapi lainnya. Karena itulah kita menggunakan roda sebagai simbol.
Ketika roda bergerak, seperti hidup yang selalu bergerak, tidak ada hal yang pasti tetap untuk jangka waktu apa pun. Hal yang sama seperti hidup yang selalu berubah. Ingatlah selalu kalau ‘badai pasti berlalu’. Yang terjadi terjadilah, dengan bentuk pemikiran seperti ini kita akan dengan cepat mendapat rasa percaya diri dan dapat menghadapi serta menyelesaikan masalah apa pun yang menghadang kita.
Kita harus menyadari metode apa pun yang kita gunakan untuk menghadapi masalah kita, sangat tidak mungkin untuk meraih kepuasan penuh dalam hidup sampai kita melatih pikiran dan mengurangi keegoisan dan hasrat nafsu.
Ajaran Sang Buddha memberi kita pengertian yang jelas untuk mengerti dasar masalah manusia dan cara untuk menanggulanginya. Sang Buddha berkata, dunia ini ditempatkan dalam ‘dukkha’ atau konflik. Di sini dunia berarti semua gejala termasuk tubuh fisik kita. Jika dunia seperti ini bagaimana kita bisa mengharapkan kepuasan penuh selama kita hidup? Jadi dengan memahami ini kita harus berusaha mempertahankan kedamaian dalam pikiran sebagaimana memahami manusia.


Andalah Yang Menciptakan
Surga dan Neraka di Dunia

“Jika anda ingin hidup dengan damai dan bahagia di dunia ini, maka biarkan orang lain hidup dengan damai dan bahagia, sehingga Anda dapat membuat dunia ini menjadi suatu kehidupan yang berharga.”
Jika tidak, anda tidak akan dapat mengharapkan kedamaian dan kebahagiaan di dunia ini. Kedamaian dan kebahagiaan surgawi tidak dapat diperoleh dengan hanya berdoa atau bersembahyang saja.
Jika anda berbuat menurut prinsip-prinsip moral, maka anda akan menciptakan surga di sini, di dunia ini, bagi anda sendiri. Jika tidak, maka anda dapat melihat api neraka di dunia ini juga. Karena tidak mengerti bagaimana hidup menurut hukum alam dan semesta, maka sewajarnyalah kalau kita selalu mengeluh ketika kesulitan menghadang kita. Jika setiap orang mencoba untuk mengatur dirinya tanpa menggerutu dan mengkritik orang lain, maka kita dapat menikmati berkah surga yang nyata dan lebih baik daripada surga yang diimpikan oleh sebagian besar orang sebagai surga yang dianggap jauh di dalam alam baka.
Kita dapat memiliki teladan yang sangat mulia ini untuk kebaikan masyarakat dan negara dengan menganut toleransi dan simpati bagi kemajuan dan kebahagiaan orang lain. Kita telah mengalami kemajuan sepesat ini sebagai umat manusia karena orang-orang termasyhur telah menunjukkan caranya. Dengan menjalani hidup bermoral, anda telah membantu diri anda sendiri dan orang lain. Sepertinya manusia sekarang bukanlah apa yang ia perbuat melainkan apa yang tidak ia lakukan.

‘Planet ini adalah suaka gila di alam semesta di mana orang mengatasnamakan agama, politik, tradisi, adat, ras dan cara hidup untuk mencoba mendiskriminasi lainnya dan menciptakan kekejaman.’